Halaman

Minggu, 22 Maret 2015

SUSUNAN KRISTAL, SISTEM KRISTAL, DAN SIMBOL BIDANG KRISTAL

Susunan Sumbu Kristal

Di samping menentukan atau mengukur besar sudut bidang dua, maka untuk dapat membayangkan bentuk kristal kita harus menentukan pula kedudukan bidang-bidangnya terhadap koordinat susunan sumbu.
Di dalam kristal dikenal ada tujuh macam susunan sumbu yang berbeda-beda mengingat tiga hal, yaitu :
  1. Jumlah sumbu.
Dilihat dari umlah sumbunya ada 2 macam yaitu :
a. Terdiri dari 3 sumbu yaitu sumbu a, b, dan c.
b.Terdiri dari 4 sumbu yaitu sumbu a, b, c, dan d.
  1. Sudut yang dibentuk sumbu.
Dilihat dari sudut yang dibentuk sumbu-sumbunya, ada 4 macam, yaitu :
a. Tiga buah sumbu yang saling tegak lurus (90º).
b.Empat sumbu, dimana 3 sumbu terletak dalam satu bidang datar dan saling menyudut 120º, sedang sumbu ke empat tegak lurus pada ke tiga sumbu tadi.
c. Tiga sumbu, dimana satu sumbu tegak lurus pada dua sumbu yang lain. Sedang ke dua sumbu yang terakhir ini saling menyudut antara 90º dan 120º serta terdapat dalam satu bidang datar.
d.                   Tiga sumbu yang saling berpotongan membuat sudut lebih dari 90º.

  1. Parameter/satuan panjang sumbu-sumbunya.
Dilihat dari parameternya, dikenal ada 3 macam, yaitu :
a. Tiga buah sumbu dengan parameter yang sama.
b.Tiga buah sumbu dengan parameter yang berbeda-beda.
c. Satu buah sumbu dengan parameter yang berbeda dengan dua atau tiga sumbu yang lain.

Sistim Kristal
Berdasarkan susunan sumbu kristal yang sudah diuraikan di atas, maka dalam dunia kristal dikenal 6 (enam) sistim kristal, yaitu :
1. Sistim reguler/isometris/kubik.
Sistim ini susunan sumbunya terdiri dari tiga sumbu yang mempunyai panjang sama dan ketiga-tiganya saling tegak lurus (a = b = c dan a ┴ b ┴ c ).
2. Sistim tetragonal.
Terdiri dari tiga sumbu dimana dua sumbu dengan panjang yang sama dan saling tegak lurus satu terhadap yang lain, sedang sumbu ketiga atau sumbu c tegak lurus terhadap kedua sumbu tadi dengan panjang yang berbeda (a = b ≠ c dan a ┴ b ┴ c ).


3. Sistim heksagonal.
Terdiri dari empat sumbu dimana tiga sumbu mempunyai panjang yang sama dan saling membentuk sudut 120º terletak pada satu bidang datar, sedang sumbu ke empat sebagai sumbu vertical dan tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain tadi dengan panjang yang berbeda. Sumbu ke empat sering disebut sumbu c (a = b = d ≠ c dan a, b, d ┴ c).
4. Sistim ortorombis.
Terdiri dari tiga sumbu dengan panjang berlainan tetapi ketiga sumbu tersebut saling tegak lurus (a ≠ b ≠ c dan a ┴ b ┴ c ).
5. Sistim monoklin.
Terdiri dari tiga sumbu dengan panjang berlainan, sedangkan sumbu b tegak lurus terhadap dua sumbu yang lain tetapi sumbu a tidak tegak lurus terhadap c (a ≠ b ≠ c dan a ┴ b dan b ┴ c ).
6. Sistim triklin
Terdiri dari tiga sumbu dengan panjang berlainan, sedangkan sudut yang dibentuk ketiga sumbu tersebut juga berlainan tidak tegak lurus.

Simbol Bidang Kristal
Sumbu-sumbu kristal merupakan garis-garis lurus yang menembus pusat kristal. Posisinya ditentukan oleh simetri kristal. Sumbu-sumbu kristal tersebut mempunyai parameter (satuan panjang) yang dapat sama ataupun berbeda. Parameter ini diperlukan untuk perhitungan posisi suatu bidang kristal.
Untuk memudahkan gambaran, bidang kristal yang ada diberi symbol yang terdiri dari sederetan angka bulat dan angka itu menunjukkan bagaimana perpotongan relatif bidang tersebut terhadap sumbu-sumbu kristal.
Di dalam literature terdapat berbagai macam cara penulisan symbol bidang kristal, seperti : Weiss, Miller, Nauman, Dana, dan Goldschmidt.

Menurut Weiss dalam simbolisasi tidak boleh ada angka pecahan, maka dibulatkan menjadi 2a : 3b : 6c. Sedangkan menurut Miller (indeces Miller) untuk bidang ALM akan menjadi :

1/1 a : 1/1½ b : 1/3 c kemudian disamakan penyebutnya, menjadi : 3/3 a : 2/3 b : 1/3 c. Sehingga yang ditulis menurut Miller adalah pembilangnya yaitu (321).

0 komentar:

Posting Komentar