Sehubungan dengan stadia geomorfologi yang dikenal juga
sebagai Siklus Geomorfik (Geomorphic cycle) yang pada mulanya diajukan Davis
dengan istilah Geomorphic cycle. Siklus dapat diartikan sebagai suatu peristiwa
yang mempunyai gejala yang berlangsung secara terus menerus (kontinyu), dimana
gejala yang pertama sama dengan gejala yang terakhir. Siklus geomorfologi dapat
diartikan sebagai rangkaian gejala geomorfologi yang sifatnya menerus.
Misalnya, suatu bentangalam dikatakan telah mengalami satu siklus geomorfologi
apabila telah melalui tahapan perkembangan mulai tahap muda, dewasa dan tua.
Stadium tua dapat kembali menjadi muda apabila terjadi
peremajaan (rejuvenation) atas suatu bentangalam. Dengan kembali ke stadia
muda, maka berarti bahwa siklus geomorfologi yang kedua mulai berlangsung.
Untuk ini dipakai formula n + 1 cycle, dimana n adalah jumlah siklus yang
mendahului dari satu siklus yang terakhir. Istilah lain yang sering dipakai
untuk hal yang sama dengan siklus geomorfologi adalah siklus erosi (cycle of
erosion).
Dengan adanya
kemungkinan terjadi beberapa siklus geomorfologi, maka dikenal pula istilah :
the
first cycle of
erosion, the second cycle of erosion, the third cycle of erosion, etc. Misalnya
suatu
plateau yang
mencapai tingkat dewasa pada siklus yang kedua, maka disebut sebagai “maturely
dissected
plateau in the second cycle of erosion”.
Gambar 1 Satu siklus
geomorfologi : Muda, Dewasa, dan Tua
0 komentar:
Posting Komentar