Unsur-unsur Simetri
Banyaknya unsur-unsur simetri
yang terdapat pada kristal dapat untuk menentukan suatu kristal itu termasuk
dalam klas mana. Unsur-unsur simetri suatu kristal dapat dibedakan atas 3 yaitu
bidang simetri, sumbu simetri, dan titik pusat simetri.
Bidang
simetri merupakan bidang pencerminan atau pengertiannya adalah bidang yang menembus
titik pusat kristal dan membagi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu
merupakan pencerminan dari bagian yang lain. Bidang simetri dapat dibedakan
menjadi bidang simetri pokok (axial)
menunjukkan bidang yang melalui dua sumbu utama pada kristal, dan bidang simetri intermedier yaitu bidang
simetri yang hanya melalui sebuah sumbu utama kristal.
Sumbu
simetri adalah sumbu kristal dimana bila kristal diputar 360º pada sumbu
tersebut, pada kedudukan-kedudukan tertentu memberikan bentuk yang sama seperti
sebelum diadakan pemutaran. Sumbu simetri dapat dibedakan atas :
1. Sumbu simetri biasa (gyre), apabila kita
putar sebuah kristal melalui sumbu simetri maka akan terdapat keadaan dimana
terdapat gambaran yang sama seperti sebelum diadakan pemutaran. Sumbu mempunyai nilai bila terdapat gambaran sama pada
pemutaran sebesar sudut tertentu (360º/n). Pada bidang-bidang kristal, n hanya
mempunyai nilai 2, 3, 4, dan 6. Sehingga pada kristal hanya dapat dilakukan
dalam pemutaran sebesar sudut 180º, 120º, 90º, dan 60º.
Nama
dan simbol gyre.
a.
Digyre, berarti
sumbu simetri bernilai 2 karena jika kristal diputar dengan sudut 180º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya : ()
b.
Trigyre,
berarti sumbu simetri bernilai 3 karena jika kristal diputar dengan sudut 120º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :

c.
Tetragyre,
berarti sumbu simetri bernilai 4 karena jika kristal diputar dengan sudut 90º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :

d.
Hexagyre,
berarti sumbu simetri bernilai 6 karena jika kristal diputar dengan sudut 60º
memberikan gambaran seperti keadaan semula. Simbolnya :

2. Sumbu simetri cermin putar, didapatkan dari
suatu pemutaran yang dikombinasikan dengan sebuah pencerminan melalui bidang
cermin yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Secara teoritis dapat
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :
a.
Digyroida, sumbu
cermin putar diagonal dan mempunyai arti = C (titik pusat).
b. 
Trigyroida, mempunyai arti = + BS (bidang simetri)


c.
Tetragyroida,
membunyai arti =

d.
Hexagyroida,
mempunyai arti =
3.
Sumbu simetri inversi putar merupakan kombinasi dari pemutaran melalui sebuah
sumbu dan inversi melalui sebuah titik pada sumbu tersebut yaitu titik pusat
inversi juga disebut titik pusat simetri. Untuk pemberian simbol dinyatakan
dengan memberi-kan garis di atas nilai sumbu. Ada 5 macam kemungkinan inversi putar ini,
yaitu :
a.
1 = diperoleh
dengan pemutaran sebesar 360º dan sebuah inversi, hasilnya C. Jadi 1 = C
b.
2 = diperoleh
dengan pemutaran sebesar 180º dan sebuah inversi, hasilnya bidang simetri = BS
= 2
c.
3 = diperoleh
dengan pemutaran sebesar 120º dan sebuah inversi, hasilnya hexagyroida = ∆ +
C = 3 =
d.
4 =
diperoleh dengan pemutaran sebesar 90º dan diikuti inversi, hasilnya
tetragyroida = 4 =

e. 6 = diperoleh dari
kombinasi pemutaran sebesar 60º dan inversi, hasilnya = ∆ + BS = 6
Titik pusat
simetri atau C merupakan suatu titik pusat kristal melalui suatu garis dapat
dilukis sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada
jarak yang sama terdapat gambaran yang sama. Titik ini biasanya berimpit dengan
titik pusat kristal. Belum tentu suatu pusat kristal merupakan titik pusat
simetri (C).
Klasifikasi kristal dan unsur simetrinya.
Ada beberapa ahli dalam
menentukan kelas kristal, misalnya Schoenflies
dan Herman-Mauguin.
Menurut Schoenflies caranya sederhana yaitu
masing-masing kelas diberi singkatan notasi symbol yang mudah diingat dan
dimengerti. Menurutnya ada 32 kelas terdiri dari kelas holo-axial
yaitu kelas-kelas yang hanya mempunyai unsur-unsur simetri berupa sumbu-sumbu
simetri saja. Kelas ini terdiri dari kelas siklis disingkat C, kelas didris
atau D, kelas tetraeder atau T dan kelas
oktaeder atau O. Sedangkan kelas di luar
holo-axial adalah kelas S yaitu kelas yang hanya mempunyai sebuah unsur simetri
saja berupa sumbu bernilai 4.
Menurut Herman-Mauguin dikenal sebagai symbol
internasional. Simbolisasi kelas kristal berupa kelompok angka yang menunjukkan
ada tidaknya bidang simetri tegak lurus sumbu tersebut. Menurutnya ada 4 kelompok symbol, yaitu :
a.
Sistim isometris,
terdiri dari 3 kelompok yaitu kelompok pertama menunjukkan nilai sumbu a;
kelompok kedua menunjukkan nilai sumbu simetri yang tegak lurus terhadap bidang
(111), dan ketiga menunjukkan sumbu diagonal yang bernilai dua atau adanya
bidang diagonal.
Contohnya : 4
3 2 ;
4 3 2
m m
b. Sistim tetragonal, hexagonal dan trigonal
simbolisasi terdiri dari 3 kelompok yaitu kelompok pertama menunjukkan nilai
sumbu a; kelompok kedua menunjukkan besarnya nilai sumbu a dan bidang simetri
yang tegak lurus terhadap bidang tersebut, kelompok ketiga menunjukkan sumbu
intermedier antara sumbu a dan b yang menembus sumbu c (bagi tetragonal), dan
sumbu yang terletak antara sumbu a dan d-, atau d- dan b
bagi hexagonal dan trigonal.
Contohnya : 4
2 2 ;
6 m m ; 6 2 m
m m m
c Sistim
ortorombis atau rombis, trdiri dari 3 kelompok, kelompok pertama menunjukkan
nilai sumbu a, kelompok kedua menunjukkan nilai sumbu b dan ketiga menunjukkan
nilai sumbu c.
Contohnya : 2 2
2
m m m
d. Sistim monoklin dan triklin. Untuk sistim monoklin hanya terdiri dari satu kelompok
yang menunjukkan sifat sumbu b, dapat bernilai 2 atau tidak sama sekali dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Untuk sistim
triklin adalah 1 yang artinya terdapat titik pusat atau 1 artinya tidak ada
unsur simetri.
Mengingat adanya perbedaan dalam jumlah dan macam unsur simetri pada
kristal-kristal, maka tujuh sistim kristal yang ada dibagi lagi dalam 32 kelas
kristal, yaitu :
1.
Sistim isometris/reguler terdiri atas 5 klas, yaitu :
a. Hexoktahedral (0h)
b. Pentagonal ikositetrahedral (0)
c. Hextetrahedral
(Td)
d. Dyaxisdodekahedral (Th)
e. Tetrahedral pentagonal dodekahedral (T)
2.
Sistim tetragonal terdiri atas 7 klas, yaitu :
a. Ditetragonal bipiramidal (D4h)
b. Tetragonal
trapezohedral (D4)
c. Ditetragonal pyramidal (C4v)
d. Tetragonal skalenohedral (D2id)
e. Tetragonal bipiramidal (C4h)
f. Tetragonal bisfenoidal (S4)
g. Tetragonal pyramidal (C4)
3.
Sistim hexagonal terdiri atas 6 klas, yaitu :
a. Dihexagonal bipiramidal (D6h)
b. Hexagonal trapezohedral (D6)
c. Dihexagonal pyramidal (C6v)
d. Ditrigonal bipiramidal (D3h)
e. Hexagonal bipiramidal (C6h)
f. Hexagonal pyramidal (C6)
4. Sistim trigonal terdiri
atas 6 klas, yaitu :
a. Trigonal pyramidal (C3)
b. Trigonal rombohedral (C3i)
c. Trigonal bipiramidal (C3h)
d. Trigonal trapezohedral (D3)
e. Ditrigonal skalenohedral (D3d)
f. Ditrigonal pyramidal (C3v)
5.
Sistim rombis/orthorombis terdiri atas 3 klas, yaitu :
a. Rombis bipiramidal (D2h)
b. Rombis bisfenoidal (D2)
c. Rombis pyramidal (C2v)
6.
Sistim monoklin terdiri atas 3 klas, yaitu :
a. Monoklin prismatis (C2h)
b. Monoklin domatis (C1h / Cs)
c. Monoklin sfenoidal (C2)
7. Sistim triklin terdiri atas 2
klas, yaitu :
a. Triklin pinakoidal (C1 / S2)
b. Triklin asimetris / pedial (C1)
0 komentar:
Posting Komentar